Aku mencoba mengelilingi setiap sudut tempat ini. Melihat wajah-wajah berbeda, mengamati kehidupan, ketidakadilan serta kesenjangan yg sspertinya sudah mendarah daging bagi orang-orang kota.
Terkadang aku mikir, ketika aku mengeluhkan tentang makananku yg tidak enak, betapa banyak mereka diluar sana yg hanya bisa menelan air ludah ketika menginginkan sesuatu.
Saat aku mendambakan ponsel bagus keluaran terbaru, diluar sana masih banyak mereka yg belum mengenal teknologi. Tidak punya ponsel, padahal rasa rindu terhadap keluarga yg jauh disana sudah tak terbendung lagi.
Saat aku merasa kecewa karna berada jauh dari orang tua dan keluarga, aku tau diluar sana banyak sekali mereka yg hidupnya sebatang kara, tidak punya tempat tinggal maupun seseorang yg dijadikan sebagai tempat untuk mengadu keluh kesah.
Sangat banyak diluar sana yg hidupnya tidak lebih baik dari hidup kita. Mereka perlu pengorbanan yg luar biasa besar hanya untuk mendapatkan sesuatu yg menurut kita kecil.
Semua ini membuatku rindu akan tanah kelahiranku. Tempat yg dipenuhi oleh orang-orang yg saling peduli satu sama lain, tempat dimana kesenjangan sangat jarang sekali kutemui.
Disuatu tempat disudut kota ini, aku banyak memahami betapa hidup kita jauh lebih baik dari mereka. Botol minuman yg kita buang begitu saja adalah kebahagiaan bagi mereka, mereka mengumpulkan hal-hal yg kita buang untuk ditukar dengan uang yg akan digunakan untuk kebutuhan keluarga.
Sungguh miris. Tapi mau bagaimana lagi, hidup ya hidup harus tetap berjalan meski tak sesuai sama apa yg kita mau. Kita kadang mikir, apakah mereka bisa hidup ditengah keterbatasan seperti itu, tapi yakinlah, Allah akan selalu mencukupkan kebutuhan kita.
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. [Ath-Thalaq : 3]
Kuncinya adalah tawakal. Semoga kita semua senantiasa bertawakal kepadaNya. Amiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar