Kamis, 27 Desember 2018

You'll Never Walk Alone


You'll never walk alone..
Slogan tim sepak bola Liverpool yg semua orang pasti tau dan sering denger.

Kalo dipikir-pikir kata-kata itu bener juga. Kita tidak akan pernah bisa berjalan sendiri. Semua dari kita pasti membutuhkan orang lain, apapun dan siapapun itu.

Tapi bagi sebagian orang diluar sana, slogan itu tidak berarti. Mereka mampu berjalan sendiri, tanpa bantuan orang lain.

Dulu aku seperti itu. Aku bisa melakukan apapun sendiri. Tanpa bantuan mereka ataupun orang lain. Belajar sendiri, berpikir sendiri, membuatku merasa nyaman saat itu.

Bahkan dulu aku punya cukup banyak teman, tapi aku merasa kami tidak sedekat yang orang-orang lihat, aku selalu menjauh dan pergi bersama ego yg cukup kuat dalam diriku, membawaku dalam kesendirian. Membaca disudut kamar membuatku lebih nyaman dibandingkan bertemu banyak orang.

Aku merasa aku bisa melakukan segalanya, aku punya segalanya, dan aku merasa orangtuaku mampu memberi semua yang aku mau bahkan tanpa aku minta. Dan itu membuatku tak perlu bantuan apapun dari orang lain.

Tapi nyatanya aku salah. Senyaman apapun hal yang dikerjakan sendiri akan jauh lebih baik ketika dikerjakan bersama-sama. Aku baru sadar.

Semenjak kuliah, aku mulai terbuka. Memulai mengajak kenalan, bertanya tentang beberapa hal yg ingin aku tau, yah walaupun begitu temenku tetap tidak banyak. Hanya beberapa saja.

Walaupun sedikit tapi aku bener-bener bersyukur, aku bisa mendapat teman dan aku bisa menjadi diriku sendiri didepan mereka. Menyayangi mereka seperti keluarga, walaupun didepan mereka tidak terlalu terlihat, tapi dalam lubuk hati yg paling dalam mereka adalah segalanya setelah keluargaku.

Berbicara didepan orang banyak adalah masalah bagiku, bukannya tidak bisa tapi sangat tidak nyaman rasanya. Beberapa bulan ini, aku mencoba menchallenge diriku untuk mencoba berbicara didepan orang banyak. Aku mencoba menjadi asisten dosen yg mengajar di lab, atau biasa dikenal co asst. Kak Muzamil yg merekomendasikanku bersama temanku fian.

Dan akhirnya kami berdua mendaftar dan menjadi co ass untuk 2 semester. Aku mencoba untuk membuat diriku nyaman berbicara didepan orang banyak, awalnya agak sulit tapi lama-lama rasa nyaman itu tumbuh. Kurasa sikap tertutupku mulai berkurang. Hehe

Meskipun sekarang sikap tertutupku masih bersarang, tapi aku akan selalu berusaha untuk lebih banyak mengobrol bersama orang-orang yg akan aku temui, meskipun butuh waktu cukup lama, tapi aku akan selalu berusaha.

Karna hakikatnya, kita adalah mahluk sosial, dan tentu saja sampai kapanpun akan membutuhkan orang lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar